Kamis, 22 Agustus 2013

Serangan 9/11: Penguak Topeng Penguasa

Dunia Islam kini terbelah setelah fitnah musnahnya Khilafah Utsmaniah. Secara diametral terbagi kepada Sunni dan Syi'ah. Tidak ada lagi realisasi konsep imamah dan jamaah yang paripurna. Kalaupun ada hanya jamaah minal muslimin. Eksistensi imam pun hanya imam bagi sebagian kaum Muslimin. Persatuan umat Islam hancur berkeping-keping. Luluh lantak dihantam thaghut nasionalisme. Hilang negara hilang pula rasa persaudaraan.

Kondisi ini nampak teramat parah manakala ada sebagian saudara kita yang Muslim terpisahkan oleh batas negara. Saat mereka dianiaya dan dibantai secara membabi buta, kita tidak kuasa menolongnya. Hanya lantunan doa yang tersampaikan. Upaya pembelaan melalui jihad terkendala ijin imigrasi dan larangan membawa senjata. Padahal senjata itu sejatinya tidak boleh ditinggalkan dan ditanggalkan. Selamanya kaum Muslimin harus waspada. Namun, karena berada di bawah kekuasaan negara yang tidak berhukumkan syariat, membawa senjata termasuk hal yang melanggar hukum.

Tidak ada guna bermuram durja. Mari benahi internal umat Islam. Bila kita mengejar ketertinggalan kita dengan musuh dari segi materi maka tidak akan terkejar. Jaraknya sekitar 20 tahunan. Apa yang tidak dimiliki musuh hari ini adalah celah peluang yang harus kita manfaatkan. Kekuatan ruhani adalah hal yang paling hancur pada diri musuh. Umat Islam bisa memperkuat kembali kekuatan spiritual dan moralnya dengan cara menggali kembali ajaran-ajaran luhur yang dimilikinya.

Setelah kekuatan mental, spiritual, dan moral kita genggam dengan erat, kita tidak boleh lengah atas kekuatan militer. Hanya bahasa senjata yang bisa dipahami musuh. Musuh kita sangat haus dengan konfrontasi langsung dengan kita. Namun, tidak satupun negara yang berpenduduk mayoritas Muslim yang mau berperang dengan kekuatan militer. Kebanyakan negara-negara tersebut menjadi sekutu musuh terutama dari pejabat pemerintah, parlemen, tentara dan para pengusahanya.

Hanya Al Qaeda yang berjumlah kecil. Sebuah jamaah yang konsisten dengan syariah dan jihad. Mereka ini bukan negara, tapi hanya sebuah jamaah atau tanzhim. Tetapi mengapa eksistensi mereka begitu ditakuti musuh? Ada apa di balik kekuatan kecil tersebut? Mereka hanya menyatakan beriman kepada Allah lalu istiqamah. Mereka benar-benar menjalankan ketaqwaan, tilawah dan jihad (haqqa tuqatih, haqqa tilawatih dan haqqa jihadih).

Inilah lokomotif yang akan membawa gerbong-gerbong umat Islam ke arah perjuangan yang nyata. Melawan musuh bersama yang begitu jelas teridentifikasi dan terdefinisikan. Musuh nyata tersebut adalah Yahudi dan Nashrani. Wahai ormas, parpol, jamaah, dan harakah Islam bersatulah untuk menghantam musuh bersama yang begitu nyata seterang mentari bersinar di tengah hari. Apakah kalian masih terlena dan terbutakan oleh fatamorgana dan "imagine" bahwa mereka adalah polisi dunia, penyelamat bumi dan pembela HAM.

Sejak serangan 9/11 terbukalah semua kedok dan topeng musuh kita. Dunia terbelah menjadi dua kubu yang saling berseteru. Perang antara haq dan bathil begitu kentara. Siapa lawan dan kawan nampak di depan mata. Kemunafikan dan kekafiran telah dibukakan. Topeng para penguasa terkuak lebar. Mereka sebenarnya para bandit yang menyamar jadi pengayom rakyat. Pemerintahan boneka yang mereka jalankan adalah kue-kue thaghut demokrasi yang mereka kejar dan nikmati. Apakah pemimpin seperti ini layak ditaati? Apakah sistem yang mengarah kekafiran yang layak dijalani? Mari kita renungkan.  

Manfaat Pisang

Anda tahu jantung pisang? Kenapa disebut jantung pisang? Karena bentuknya mirip jantung. Jantung pisang itu bisa dimakan mentah maupun setel...