Senin, 21 November 2016

Demokrasi Maya

Media massa, televisi, dan internet dikuasai kaum kafir. Kafir yang saya maksud adalah orang yang ingkar dan tertutup hatinya dari agama Allah. Hanya Islam satu-satunya agama Allah. Yang lain hanya ngaku-ngaku ajaran Tuhan, tapi sudah terkotori tangan manusia.

Ya, media kafir itu tidak memihak umat Islam. Media tersebut mereka gunakan untuk kampanye politik dan memuluskan agenda terselubung mereka. Semua kebusukan dan kepalsuan dikemas apik dengan pencitraan yang luar biasa.

Mereka memenangkan pertarungan politik di dunia maya. Mereka cukup membayar para buzzer dan para peternak akun palsu serta akun robot. Tidak ketinggalan pula mereka sewa lembaga survei. Lagi-lagi yang mereka survei adalah para pemilik akun bodong tadi. Menanglah mereka.

Umat Islam lengah dalam memanfaatkan dunia maya untuk berjuang melawan kaum kafir. Umat terlena dengan propaganda gaya hidup hedonis dan terbuai dengan budaya populer.

Ketika umat Islam yang mayoritas hedonis tadi mendengar Al Quran dinista kaum kafir, serentak mereka tersadar. Secara instan mereka bersatu dalam aksi demonstrasi bersama. Namun, menurut saya justru Al Quran itu sudah lama diabaikan oleh umat Islam sendiri.

Kasus penistaan Al Quran ini harus menjadi titik balik perlawanan nyata berbasis sosial untuk membalik keadaan semu yang dicitrakan oleh kaum kafir melalui dunia maya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manfaat Pisang

Anda tahu jantung pisang? Kenapa disebut jantung pisang? Karena bentuknya mirip jantung. Jantung pisang itu bisa dimakan mentah maupun setel...